Kamus Mahasiswa

Monday, July 8, 2019

Jawaban Tes Formatif M2 KB3 PPKn Nilai 100

July 08, 2019 0
Berikut Merupakan Soal dan Jawaban Tes Formatif M2 KB3 PPKn











Read More

Sunday, July 7, 2019

PEDOMAN MOS / MOPDB / MPLS TAHUN AJARAN 2019/2020 LENGKAP

July 07, 2019 0

Pedoman Masa Orientasi Siswa ini telah dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui Peraturan Menteri (Permendikbud) Nomor 18 tahun 2016 Tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah. Pada tahun ini istilah MOS akan digantikan dengan nama Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi Siswa Baru. Dengan adanya perubahan nama tersebut, diharapkan dapat merubah paradigma masyarakat luas mengenai pelaksanaan MOS dahulu yang dikenal dengan banyaknya perpeloncoan dan banyak terjadi pelanggaran. Untuk Pedoman MOS tahun ajaran 2019/2020 dan pada tahun ajaran tersebut akan dikenal dengan nama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bisa Anda simak selengkapnya pada artikel di bawah ini.

Masa Orientasi Siswa (MOS). MOS sejak dahulu dari tahun ketahun sangat identik dengan kegiatan perpeloncoan, sebenarnya tujuannya bagus, yaitu untuk melatih mental siswa baru agar lebih kuat dan tidak cengeng. Namun, ternyata pribadi setiap anak berbeda-beda, ada yang senang menerimanya ada juga yang tidak bisa menerimanya sama sekali sehingga menimbulkan tekanan batin dan akhirnya terjadilah sebuah insiden dimana terkadang ada siswa yang sampai jatuh pingsan dan orang tuanya sendiri tidak terima. Selain itu, setelah ditelusuri dan juga banyaknya informasi yang didapat dari berbagai daerah mengenai penyalah gunaan kegiatan MOS ini, Oleh Menteri Pendidikan Bapak Anies Baswedan kegiatan MOS ini lebih diseragamkan lagi, Beliau memberikan himbauan pada tahun 2015 lalu bahwa setiap sekolah diharapkan tidak lagi mengadakan perpeloncoan dan kegiatan yang berbau menyiksa siswa baru. Namun, kenyataannya masih saja tetap ada, meskipun sudah tidak seperti dahulu.

Maka dari itu, pada tahun 2016 lalu. Untuk menseragamkannya, Mendikbud Mengeluarkan Permendikbud nomor 18 tahun 2016 tentang tata pelaksanaan MOS yang sekarang diberi nama menjadi "Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi Siswa Baru. Dalam permendikbud tersebut dijelaskan bahwa dalam pelaksanaan pengenalan lingkungan sekolah bagi siswa baru perlu dilakukan kegiatan yang bersifat edukatif dan kreatif untuk mewujudkan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan. Jadi, sudah tidak ada lagi, yang namanya perpeloncoan, membawa atribut-atribut aneh-aneh, kegiatan penyiksaan terhadap murid baru dan lain sebagainya. Supaya lebih kenal dengan istilah "Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi Siswa Baru", yuk simak informasi dibawah ini yang juga diambil dari Permendikbud no.18 tahun 2016. Pengenalan Lingkungan Sekolah adalah kegiata pertama masuk sekolah untuk pengenalan program sarana dan prasarana sekolah, cara belajar, penanaman konsep pengenalan diri, dan pembinaan awal kultur sekolah.


Tujuan dari pengenalan lingkungan sekolah adalah;
mengenali potensi diri siswa baru;
membantu siswa baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya, antara lain terhadap aspek keamanan, fasilitas umum, dan sarana prasarana sekolah;
menumbuhkan motivasi, semangat, dan cara belajar efektif sebagai siswa baru;
mengembangkan interaksi positif antarsiswa dan warga sekolah lainnya;
menumbuhkan perilaku positif antara lain kejujuran, kemandirian, sikap saling menghargai, menghormati keanekaragaman dan persatuan, kedisplinan, hidup bersih dan sehat untuk mewujudkan siswa yang memiliki nilai integritas, etos kerja, dan semangat gotong royong.
Nah, yang bertanggung jawab atas kegiatan ini adalah kepala sekolah langsung, apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atau tindakan melenceng (tidak sesuai) dengan Permendikbud ini maka sekolah sendiri yang akan menerima sanksinya. Maka dari itu, sekolah wajib menugaskan 2 orang guru sebagai pendamping dalam kegiatan ini.

Apabila terjadi perpeloncoan maupun kekerasan lainnya dalam pengenalan lingkungan sekolah maka pemberian sanksi mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan pada Satuan Pendidikan dan peraturan perundang-undangan lainnya. Maka dari itu, untuk mengetahui kegiatan-kegiatan apa saja yang tidak diperbolehkan dalam pelaksanaan Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi Siswa Baru, Dibawah ini ada beberapa contoh kegiatan dan atribut yang dilarang digunakan, yang tertera dalam lampiran di Permendikbud no.18 tahun 2016.

CONTOH KEGIATAN DAN ATRIBUT YANG DILARANG DALAM PELAKSANAAN PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH :

Tas karung, tas belanja plastik, dan sejenisnya.
Kaos kaki berwarna-warni tidak simetris, dan sejenisnya.
Aksesoris di kepala yang tidak wajar.
Alas kaki yang tidak wajar.
Papan nama yang berbentuk rumit dan menyulitkan dalam pembuatannya dan/atau berisi konten yang tidak bermanfaat.
Atribut lainnya yang tidak relevan dengan aktivitas pembelajaran.
Contoh Aktivitas Yang Dilarang Dalam Pelaksanaan Pengenalan Lingkungan Sekolah
Memberikan tugas kepada siswa baru yang wajib membawa suatu produk dengan merk tertentu.
Menghitung sesuatu yang tidak bermanfaat (menghitung nasi, gula, semut, dsb).
Memakan dan meminum makanan dan minuman sisa yang bukan milik masing-masing siswa baru.
Memberikan hukuman kepada siswa baru yang tidak mendidik seperti menyiramkan air serta hukuman yang bersifat fisik dan/atau mengarah pada tindak kekerasan.
Memberikan tugas yang tidak masuk akal seperti berbicara dengan hewan atau tumbuhan serta membawa barang yang sudah tidak diproduksi kembali.
Aktivitas lainnya yang tidak relevan dengan aktivitas pembelajaran.
Itulah tadi beberapa Informasi yang dapat dijadikan Panduan MOS (Masa Orientasi Siswa) ini. Oh, iya.. jangan lupa ya untuk nama MOS sendiri sudah diubah menjadi Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi Siswa Baru. Beberapa informasi di atas, langsung diambil dari halaman Permendibud no.18 tahun 2016. Untuk lebih jelasnya Silahkan saja unduh berkasnya pada link download di bawah ini:
Materi Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah :
1. Wawasan Wiyata mandala
2. Kepramukaan
3. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
4. Cara Belajar Efektif
5. Pendidikan Karakter
6. Tata Krama
7. Pengenalan Kurikulum
8. Pembinaan Mental
Link Download dibawah ini:
DOWNLOAD MATERI MOPDB 2019/2020 
Pedoman MOS 2019 - Permendikbud no.18 tahun 2016 
CETAK KARTU PANITIA MOPDB
CETAK SERTIFIKAT MOPDB
RANCANGAN ANGGARAN BIAYA MOPDB
Read More

RPP PKN K13 REVISI 2018 KELAS X

July 07, 2019 0

Banyak sekali perangkat pembelajaran yang harus dimiliki oleh seorang guru. Yang saya akan share kali ini yaitu perangkat pembelajaran yang biasa diperlukan oleh Guru Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan / PKn khusus untuk SMK yang berlaku yaitu Kurikulum 2013 revisi 2018.

DOWNLOAD











Read More

PERANGKAT MENGAJAR MULTIMEDIA K13 REVISI 2018

July 07, 2019 0

Berikut perangkat mengajar lengkap, RPP, SILABUS, PROMES, PROTA, KALENDER PENDIDIKAN, MINGGU EFEKTIF, ANALISIS ALOKASI WAKTU, PERHITUNGAN KKM. DLL, VERSI TERBARU K13 REVISI 2018 Semoga membantu Silahkan download pada link dibawah ini :
  1. SISTEM KOMPUTER KELAS X  
  2. DASAR DESAIN GRAFIS KELAS X 
  3. KOMPUTER & JARINGAN DASAR KELAS X 
  4. PEMROGRAMAN DASAR KELAS X  
  5. DESAIN GRAFIS PERCETAKAN KELAS XI 
  6. TEKNIK ANIMASI 2D DAN 3D KELAS XI 
  7. DESAIN MULTIMEDIA INTERAKTIF KELAS XII 
  8. PENGOLAHAN AUDIO VIDEO KELAS XII 
Read More

Saturday, June 22, 2019

Tugas Akhir M4

June 22, 2019 0


TUGAS AKHIR M4
STUDI KASUS KECERDASAN MAJEMUK SISWA



Oleh : Sepriano
TUGAS AKHIR  MODUL 4
Di suatu kelas terdapat 30 siswa  dengan rincian :
1.      Jumlah laki-laki  20 orang,  jumlah  perempuan 10 orang
2.      Status sosial 60% adalah anak dari pekerja buruh pabrik, 20 % PNS, dan 10 % adalah pedagang, 20% adalah pegawai swasta/BUMN
3.      Minat siswa 50% pada kegiatan olahraga, 10% pada aspek akademis, 20% pada kegiatan seni, dan 20% pada  aspek ketrampilan
4.      Kemampuan siswa 40% pada batas bawah, 40% pada batas menengah, dan 20% pada batas tinggi
5.      Preferensi belajar 40% kinestetik, 30% visual, 30% auditory
Pertanyaan
1.      Bagaimana cara mengelola kelas dan mengakomodasi pembelajaran dengan karakteristik tersebut diatas  (ambil 1sub tema pembelajaran/ 1 mapel)
2.      Bagaimana mengembangkan kecerdasan majemuk dengan karakteristik diatas (ambil 1sub tema pembelajaran/ 1 mapel)

Kerjakan soal-soal tersebut dalam MS. Word.  dan submit pada tempat yang disediakan. Ukuran file yang diunggah maksimal 10 MB.

PENYELESAIAN
Cara Mengelola kelas dan mengakomodasi pembelajaran karakteristik
Berdasarkan data tersebut maka dalam mengelola kelas pada proses pembelelajaran saya melakukan:
a. Gender
Dengan jumlah laki-laki sebanyak 20 orang, jumlah perempuan 10 orang, jika akan membentuk kelompok diskusi maka lebih efektif penyebaran gender dengan jumlah yang sama, misal untuk kelompok disusun jumlah perempuan yang sama atau jumlah laki-lakinya sama. Contoh kelompok terbagi menjadi 5 kelompok dengan masing-masing anggota kelompok 6 orang terdiri dari 4 orang laki-laki  dan 2 orang perempuan.
b. Status Sosial
Dengan data yang ada terlihat bahwa dominan adalah anak dari pekerja buruh pabrik. Pada proses pembelajaran biasanya masalah yang timbul adalah sarana belajar pribadi bagi siswa yang kurang beruntung yakni dari keluarga yang ekonominya kurang.


c. Minat
Pada studi kasus tersebut diatas, terlihat bahwa minat pada kegiatan olah raga lebih dominan. Kemudian seni, keterampilan dan yang paling rendah adalah akademis.
Dalam hal ini yang saya lakukan untuk mengakomodir karakteristik minat dengan cara memberikan pembelajaran yang menarik, misalnya pada saat materi alat ukur dengan mistar atau jangka sorong maka saya menggunakan media video agar siswa yang memiliki kecenderungan kecerdasan visual dapat terakomodir. Saya pun masih memberikan penjelasan dengan penekanan intonasi yang baik agar siswa dengan minat seni dan keterampilan  (kecerdasan auditory) dapat juga terakomodasi. Tentunya juga meminta siswa untuk mengerjakan tugas mengukur ketebalan meja atau buku, agar siswa yang kecerdasaan kinestetik dapat berkembang. Dan diperbolehkan mendengarkan musik saat mengukur ketebalan meja atau buku dengan catatan voleme disesuaikan agar tidak mengganggu teman yang lain.

Cara mengembangkan kecerdasan majemuk
Dari data tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kelas tersebut kecenderungan perkembangan siswanya mengacu kepada kecerdasan Kinestetik hal ini dapat terlihat dari minat siswa dan prereferensi. Untuk itu guru hendaknya dalam proses pembelajaran membantu mengembangakan kecerdasan kinestetik ini.
Kecerdasan Kinestetik meliputi kemampuan fisik, baik itu kecepatan, kelenturan dan lain-lainnya. Karakteristik kecerdasan ini adalah :
            a. belajar dengan langsung terlibat
            b. sensitive dan responsiv terhadap lingkungan dan sistem secara fisik
            c. mendemonstrasikan keseimbangan, keterampilan dan ketelitian dalam tugas 
               fisik
            d. mempunyai kemampuan untuk memperbaiki segala sesuatu dan sempurna secara
               pementasan fisik.
            e. Mengekspresikan ketertarikan pada karir atlit, penari, ahli bedah atau
              pembuat gedung
Untuk dapat mengembangkan kecerdasan majemuk dapat dilakukan dengan :
·         Lingkungan fisik : daerah ruang kela, dalam merencanakan ruang kelas, para pengajar membuat ruangan yang bisa membuat perasaan siswa menjadi senang.
·         Drama teater, permainan peran, drama kreatif, simulasi (keadaan yang meniru) keadaan sebenarnya.
·         Gerak kreatif : memahami pengetahuan jasmaniah, memperkenalkan aktifitas gerak kreatif, menerapkan gerak kreatif keahlian dasar, menciptakan isi yang lebih terarah dari aktivitas gerakan.
·         Tari : bagian-bagian tari, rangkaian pembelajaran melalui tari
·         Memainkan alat-alat : kartu-kartu tugas, teka-teki kartu tugas, menggambara alat-alat tambahan, membuat tanda-tanda bagi ruang kelas
·         Permainan ruangan kelas : binatang buruan ; permainan-permainan lantai besar, permainan yang merespon gerak fisik secara menyeluruh, permainan yang mengulang hal yang umum.
·         Permainan fisik : Karakteristik dari seorang pengajar (tentang) fissik, pendidikan petualang, jaring laba-laba dll
·         Perjalanan ke alam bebas.
 Dari data yang dipaparkan juga terdapat siswa yang kecenderungan pada kecerdasan visual (30%).  Untuk mengembangkan kecerdasan visual ini dapat dilakukan dengan cara :
Ø  Guru sebaiknya banyak/dititikberatkan pada peragaan/ media.
Ø  Menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual seperti diagram, buku pelajaran bergambar
Ø  Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting
Ø  Mengajak membaca buku berilustrasi
Ø  Gunakan multi media (komputer dan video)
Ø  Mengilustrasikan ide-idenya  ke dalam gambar.

Sedangkan anak yang memiliki kecerdasan auditory dapat belajar lebih mudah dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yangdikatakan guru. Siswa tipe ini dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendah), kecepatan berbicara dan hal-hal auditory lainya.

Untuk dapat mengembangkan kecerdasan auditory dapat dilakukan dengan :
v  Mengajak siswa untuk berpartisipasi dalam diskusi
v  Meminta siswa membaca lebih keras
v  Gunakan musik untuk mengajarkan anak
v  Diskusikan ide dengan siswa secara verbal
v  Diperbolehkan merekam materi ke dalam kaset atau yang lainnya.
Dari uraian tersebut dalam saya terapkan sesuai dengan mata pelajaran yang saya ampu adalah :
Contoh di kelas X Multimedia A
Mapel            : PPKn
Materi             : Nilai nilai Pancasila dalam penyelenggaraan Peerintahan
Waktu            : 6 Jam Pelajaran
Tempat           : Ruang Kelas

Yang saya lakukan untuk anak anak dengan kecerdasan kinestetik lebih dominan adalah:
v  Siswa di ruang kelas dengan buku paket untuk melihat materi

1.      Guru memberikan tayangan Video materi Penyelenggaraan Pemreintahan
2.      Lalu guru memberikan penjelasan ulang dari tayangan video tersebut dengan intonasi dan penekanan yang baik agar siswa dengan kecerdasan auditory dapat berkembang
3.      Guru meminta /menunjuk satu siswa maju dan memberikan pendapat nya tentang video  
4.      Setelah  memberikan pendapatnya , (membuat siswa terlibat langsung) selanjutnya siswa diminta  untuk memberikan contoh kegiatan penyelenggaraan pemerintah lain nya
Dari kegiatan ini diharapkan :
·         Siswa dengan kecenderungan kecerdasan kinestetik dapat terlibat langsung pada proses pembelajaran
·         Siswa dengan kecenderungan kecerdasan visual dapat melihat tayangan video
·         Dan siswa dengan kecenderungan auditory juga dapat mengikuti dengan mendengar ( dengan tone suara)
·         Siswa dengan kemampuan batas tinggi (20%) membantu guru sebagai tutor sebaya dalam proses pembelajaran


Read More

Tuesday, June 18, 2019

Download SKHU Jenjang SMP Terbaru

June 18, 2019 0

Surat Keterangan Hasil Ujian Sementara merupakan surat pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh instansi sekolah baik SD, SMP , SMA, MA dan SMK yang menyatakan kelulusan siswanya sebelum ijazah diterbitkan. Surat Keterangan Hasil Ujian atau SKHU inilah yang dipergunakan oleh siswa untuk mendaftarkan diri ke jenjang yang lebih tinggi.
Aplikasi SKHU sementara jenjang SD, SMP , SMA, MA dan SMK tahun 2018 ini diharapkan memberikan kemudahan bagi para pengguna atau user pada masing-masing tingkatan sekolah. Aplikasi ini berekstensikan excel sehingga diharapkan mempermudah para user untuk melakukan pengeditan sesuai dengan kebutuhan. 

Berikut ini adalah contoh Aplikasi SKHU sementara SMP tahun 2019 dengan menggunakan kurikulum 2006. Aplikasi ini dibuat oleh Sepriano. Entrian yang diperlukan cukup sederhana. Anda hanya mengentri data ke masing-masing menu yaitu Entri data sekolah, Entri data peserta didik dan Entri data Nilai. Bila anda tertarik menggunakan aplikasi ini, silahkan anda unduh pada tautan BERIKUT INI
Read More

Tugas Akhir M3 : makalah singkat Penjelasan tentang pengorganisasian informasi pengetahuan dalam ingatan manusia

June 18, 2019 2


SILAHKAN DOWNLOAD DIBAGIAN BAWAH !!!


Makalah
Tentang Pengorganisasian Informasi
Pengetahuan dalam Ingatan Manusia

Oleh : Sepriano


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Proses berpikir merupakan proses yang kompleks dan tidak dapat dilihat secara langsung bagaimana otak bekerja dan informasi diolah. Informasi yang diterima melalui alat indera akan dipersepsikan oleh bagian-bagian yang berfungsi secara khusus. Berpikir juga dapat dikatakan sebagai proses pengorganisasian informasi dalam ingatan. Berpikir mencakup banyak aktivitas mental.
Semua informasi yang kita peroleh terekam di dalam ingatan. Akan tetapi, tidak semua informasi tersebut dapat bertahan lama dalam ingatan atau hilang karena ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Ketika individu memperoleh suatu informasi, secara tidak langsung otak akan memproses informasi tersebut. Apabila dalam pemrosesan tersebut terdapat perhatian (attention) pada informasi yang diperoleh, maka akan menghasilkan suatu pemahaman.
Teori pemrosesan informasi didasari oleh asumsi bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting. Dalam proses pembelajaran terjadi adanya proses informasi kemudian diolah sehingga menciptakan suasanya yang terencana, dan suasana pembelajaran yang mendukung (Ellen, 2016:225). Teori pemrosesan informasi ini merupakan teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak (Slavin, 2000: 175). Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh sejumlah informasi dan dapat diingat dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu perlu menerapkan model pembelajaran tertentu yang dapat memudahkan semua informasi diproses dalam otak melalui beberapa indera.

B.     Rumusan Masalah
       Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1.    Bagaimana pengorganisasian informasi/pengetahuan dalam ingatan manusia?
2.    Bagaimana model pembelajaran pemrosesan informasi?

C.     Tujuan
       Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui dan memahami:
1.     Pengorganisasian informasi dalam ingatan manusia
2.     Model pembelajaran pemrosesan informasi



















BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengorganisasian Informasi dalam Ingatan Manusia
          Ingatan manusia dibagi menjadi dua, yaitu; memori Jangka Pendek (Short Term Memory atau STM): Memori yang memiliki kapasitas terbatas dan hanya berlangsung selama 20-30 detik dalam keberadaannya; dan Memori Jangka Panjang (Long Term Memory atau LTM): Memori yang tidak memiliki batasan kapasitas dan berlangsung mulai dari hitungan menit hingga selamanya (Rehalat, 2014). Ingatan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai alat (daya batin) untuk mengingat atau menyimpan sesuatu yang pernah diketahui (dipahami, dipelajari, dan sebagainya). Informasi yang kita peroleh terekam di dalam ingatan melalui proses berpikir.
          Informasi yang masuk kemudian diproses dan tersimpan berkaitan erat dengan kemampuan kognisi seseorang (Frishammar, 2002). Dengan kata lain, pemrosesan informasi dipengaruhi oleh faktor memori dan kognisi termasuk kecerdasan seseorang (Frishammar, 2002). Resnick (1981) berpendapat bahwa dalam psikologi pemrosesan informasi memfokuskan pada struktur pengetahuan dan pada mekanisme dimana pengetahuan dimanipulasi, ditransformasi dan dihasilkan dari proses beberapa pemecahan masalah. Pemrosesan informasi didalam pikiran berlangsung terus-menerus selama adanya informasi baru yang masuk dalam pikiran.
          Komponen pemrosesan informasi dipilah berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas, bentuk informasi, serta proses terjadinya. Komponen tersebut adalah:
1.    Sensory Memory (SM)
Sensory Memory (SM) merupakan sel tempat pertama kali informasi diterima dari luar. Di dalam SM informasi ditangkap dalam bentuk aslinya, bertahan dalam waktu sangat singkat, dan informasi tadi mudah terganggu atau berganti.
2.    Working Memory (WM)
Working Memory (WM) diasumsikan mampu menangkap informasi yang diberi perhatian oleh individu. Karakteristik WM adalah memiliki kapasitas terbatas (informasi hanya mampu bertahan kurang lebih 15 detik tanpa pengulangan) dan informasi dapat disandi dalam bentuk yang berbeda dari stimulus aslinya.
3.    Short Term Memory (STM)
Short Term Memory (STM) atau memori  jangka  pendek  memiliki  kapasitas yang kecil sekali, namun sangat besar  peranannya  dalam  proses  memori,  yang  merupakan tempat dimana kita memproses  stimulus yang berasal dari lingkungan kita.
4.    Long Term Memory (LTM)
Long Term Memory (LTM) diasumsikan; (a) berisi semua pengetahuan yang telah dimiliki individu; (b) mempunyai kapasitas tidak terbatas; ( c) sekali informasi disimpan di dalam LTM ia tidak akan pernah terhapus atau hilang.

          Stimulus yang masuk melalui pancaindra diterima oleh Sensory Memory, sensory memory menyimpan semua informasi sensorik (visual, pendengaran, penciuman, dan haptic) untuk periode yang sangat singkat dalam bentuk sensoriknya yang mentah. Melalui perhatian yang selektif (selective attention) informasi dipindahkan ke dalam kesadaran dan memori jangka pendek (short term memory), sedangkan informasi yang tidak lolos attention dilupakan. Hubungan antara memori jangka pendek dan memori kerja (working memory) masih belum jelas namun diibaratkan jika memori jangka pendek adalah memori sadar maka maka memori kerja adalah setara dengan catatan post-it. Selanjutnya dengan rehearsal and encoding informasi yang telah dipelajari disimpan di memori jangka panjag (Long Term Memory).
          Contohnya saat kita ingin mengingat nomor telepon. Sebagai stimulus awal nomor telepon ditangkap oleh pancaindra (bisa melalui telinga jika dalam bentuk suara, atapun mata jika dalam bentuk tulisan). Nomor telepon yang ditangkap melalui pancaindra disimpan di working memory. Saat kita mengingat nomor telepon untuk sesaat berarti kita menyimpannya di short term memory. Ketika kita mengulang secara verbal secara terus menerus dan sewaktu-waktu kerap diulang kembali (recalling) nomor tersebut akan disimpan di memori jangka panjang (long term memory).



B.   Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi
          Menurut Rehalat (2014) model pembelajaran pemrosesan informasi adalah model pembelajaran yang menitikberatkan pada aktivitas yang terkait dengan kegiatan proses atau pengolahan informasi untuk meningkatkan kapabilitas siswa melalui proses pembelajaran. Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik. Model ini berdasarkan teori belajar kognitif sehingga model tersebut berorientasi pada kemampaun siswa memproses informasi dan sistem-sistem yang dapat memperbaiki kemampuan tersebut. Model pemrosesan informasi ini didasari oleh teori belajar kognitif (Piaget) dan berorientasi pada kemampuan peserta didik memproses informasi yang dapat memperbaiki kemampuannya.
          Pemrosesan Informasi merujuk pada cara mengumpulkan/menerima stimuli dari lingkungan, mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep, dan menggunakan simbol verbal dan visual. Ilmu kognisi (cognitive science) merupakan kajian mengenai inteligensi manusia, program computer, dan teori abstrak dengan penekanan pada perilaku cerdas, seperti perhitungan (Simon & Kaplan, 1989). Teori pemrosesan informasi kognitif dipelopori oleh Robert Gagne (1985). Asumsinya adalah pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Pembelajaran merupakan keluaran pemrosesan informasi yang berupa kecakapan manusia.
          Adapun implikasi teori pemrosesan informasi terhadap kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1.  Model pemrosesan informasi dari belajar dan ingatan memiliki signifikasi yang besar bagi perencanaan dan desain pembelajaran dalam proses pendidikan. Belajar dimulai dengan pemasukan stimulasi dari reseptor dan diakhiri dengan umpan balik yang mengikuti performa pembelajar.
2.  Secara keseluruhan stimulasi yang diberikan kepada pembelajar selama pembelajaran berfungsi mendukung yang terjadi pada pembelajaran.





BAB III
SIMPULAN

A.   Kesimpulan
              Pemrosesan informasi di dalam pikiran berlangsung terus-menerus selama adanya informasi baru yang masuk dalam pikiran. Psikologi pemrosesan informasi memfokuskan pada struktur pengetahuan dan pada mekanisme dimana pengetahuan dimanipulasi, ditransformasi dan dihasilkan dari proses beberapa pemecahan masalah. Stimulus yang masuk melalui pancaindra diterima oleh sensory memory. Sensory memory menyimpan semua informasi sensorik (visual, pendengaran, penciuman, dan haptic) untuk periode yang sangat singkat dalam bentuk sensoriknya yang mentah.
              Melalui perhatian yang selektif (selective attention) informasi dipindahkan ke dalam kesadaran dan memori jangka pendek (short term memory), sedangkan informasi yang tidak lolos attention dilupakan. Hubungan antara memori jangka pendek dan memori kerja (working memory) masih belum jelas namun diibaratkan jika memori jangka pendek adalah memori sadar maka maka memori kerja adalah setara dengan catatan post-it. Selanjutnya dengan rehearsal dan encoding informasi yang telah dipelajari disimpan di memori jangka panjag (long term memory).
              Model pembelajaran pemrosesan informasi adalah model pembelajaran yang menitikberatkan pada aktivitas yang terkait dengan kegiatan proses atau pengolahan informasi untuk meningkatkan kapabilitas siswa melalui proses pembelajaran. Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik.

DOWNLOAD


Read More