Bahasan ini berhubungan dengan algoritma bagi komunikasi
yang reliabel dan efisien
antara dua mesin yang berdekatan, yaitu dua mesin yang secara fisik terhubung oleh
sebuah saluran komunikasi yang secara konseptual bekerja seperti halnya kabel. Sifat
penting sebuah saluran yang membuatnya menyerupai kabel adalah bit-bit diteruskan
dalam urutan yang sama dengan sewaktu bit-bit itu dikirimkan.Rangkaian komunikasi sering membuat kesalahan, memiliki laju data yang terbatas, dan terdapat delay propagasi yang tidak nol antara saat bit dikirimkan dengan saat bit diterima. Keterbatasn ini mempunyai implikasi penting bagi efisiensi pemindahan data.
5.1. MASALAH-MASALAH RANCANGAN DATA LINK LAYER
Data link layer memiliki beberapa fungsi spesifik. Fungsi-fungsi ini meliputi
penyediaan interface layanan-layanan baik bagi network layer, penentuan cara
pengelompokan bit dari physical layer ke dalam frame, hal-hal yang berkaitan dengan
error transmisi, dan pengaturan aliran frame sehingga receiver yang lambat tidak akan
terbanjiri oleh pengirim yang cepat.
5.2. LAYANAN YANG DISEDIAKAN BAGI NETWORK LAYER
Fungsi data link layer adalah menyediakan layanan bagi network layer. layanannya
yang penting adalah pemindahan data dari network layer di mesin sumber ke network
layer di mesin yang dituju. Tugas data link adalah mentransmisikan bit-bit ke mesin yang
dituju, sehingga bit-bit tersebut dapat diserahkan ke network layer.
Tiga layanan dari Data Link Layer :
1. Layanan Unacknowledged Connec-tion Less
2. Layanan Acknowledged Connection-Less
3. Layanan Acknowledged Connection-Oriented
1. Layanan Unacknowledged Connectionless
Yaitu dimana mesin sumber mengirimkan sejumlah frame ke mesin yang dituju
dengan tidak memberikan acknowledgment bagi diterimanya frame-frame tersebut.
Tidak ada koneksi yang dibuat baik sebelum atau sesudah dikirimkannya frame. Bila
sebuah frame hilang sehubungan dengan adanya noise, maka tidak ada usaha untuk
memperbaiki masalah tersebu di data link layer. Jenis layanan ini cocok bila laju error
sangat rendah, sehingga recovery bisa dilakukan oleh layer yang lebih tinggi. Layanan
ini sesuai untuk lalu lintas real time, seperti percakapan, dimana data yang terlambat
dianggap lebih buruk dibanding data yang buruk. Sebagian besar LAN menggunakan
layanan unacknowledgment connectionless pada data link layer.
2. Layanan Acknowledged Connectionless
Layanan inipun tidak menggunakan koneksi, akan tetapi setiap frame dikirimkan
secara independent dan secara acknowledgment. Dalam hal ini, si pengirim akan
mengetahui apakah frame yang dikirimkan ke mesin tujuan telah diterima dengan baik
atau tidak. Bila ternyata belum tiba pada interval waktu yang telah ditentukan, maka
frame akan dikirimkan kembali, mungkin saja hilangnya acknowledgment akan menyebabkan sebuah frame perlu dikirimkan beberapa kali dan akan diterima beberapa kali juga. Layanan ini akan bermanfaat untuk saluran unreliablem, seperti sistem tanpa kabel.
3. Layanan Acknowledged Connection Oriented
Dengan layanan ini, mesin sumber dan tujuan membuat koneksi sebelum
memindahkan datanya. Setiap frame yang dikirim tentu saja diterima. Selain itu, layanan
ini menjamin bahwa setiap frame yang diterima benar-benar hanya sekali dan semua
frame diterima dalam urutan yang benar.Layanan ini juga menyediakan proses-proses
network layer dengan ekivalen aliran bit reliabel.Pada layanan connection-oriented
dipakai, pemindahan data mengalami tiga fase (tahap). Fase I koneksi ditentukan
dengan membuat kedua mesin menginisialisasi variabel-variabel dan counter yang
diperlukan untuk mengawasi frame yang mana yang telah diterima dan mana yang
belum. Fase II, satu frame atau lebih mulai ditransmisikan. Fase III koneksi dilepaskna,
pembebasan variabel, buffer, dan resource lainnya yang dipakai untuk menjaga
berlangsungnya koneksi.
Karena jarak dan peralatan, pengiriman informasi, dapat mengalami perubahan atau
melemah. Umumnya interferensi listrik. Kesalahan timbul dalam bentuk burst yaitu lebih
dari satu bit terganggu dalam satu satuan waktu.Deteksi error dengan Redundansi,
yaitu data tambahan yang tidak ada hubungannya dengan isi informasi yang dikirimkan,
berupa bit pariti.Berfungsi menunjukkan ada tidaknya kesalahan data. Yaitu dengan
mendeteksi dan mengoreksi kesalahan yang terjadi. Makin banyak redundansi makin
baik deteksi errornya. Akibatnya makin rendah troughput dari data yang berguna.
Troughput adalah perbandingan antara data yang berguna dengan data
keseluruhan. Banyaknya tambahan pada redundansi sampai 100% dari jumlah
bit data.
5.3. Ada dua pendekatan untuk deteksi kesalahan :
1. Forward Error Control
Dimana setiap karakter yang ditransmisikan atau frame berisi informasi tambahan
(redundant) sehingga bila penerima tidak hanya dapat mendeteksi dimana error terjadi,
tetapi juga menjelaskan dimana aliran bit yang diterima error.
2. Feedback (backward) Error Control
Dimana setiap karakter atau frame memilki informasi yang cukup untuk
memperbolehkan penerima mendeteksi bila menemukan kesalahan tetapi tidak
lokasinya. Sebuah transmisi kontro digunakan untuk meminta pengiriman ulang,
menyalin informasi yang dikirimkan.
Feedback error control dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
1. Teknik yang digunakan untuk deteksi kesalahan
2. Kontrol algoritma yang telah disediakan untuk mengontrol transmisi ulang.
Metode Deteksi Kesalahan :
1. Echo
Metode sederhana dengan sistem interaktif .Operator memasukkan data melalui
terminal dan mengirimkan ke komputer. Komputer akan menampilkan kembali ke
terminal, sehingga dapat memeriksa apakah data yang dikirimkan dengan benar.
2. Error Otomatis
Metode dengan tambahan bit pariti. Terdapat 2 cara :
a. Pariti Ganjil (Odd Parity)
Yaitu bit pariti yang ditambahkan supaya banyaknya bit "1" tiap karakter atau data
ganjil.
b. Pariti Genap (Even Parity)
Yaitu bit pariti yang ditambahkan supaya banyaknya bit "1" tiap karakter atau data
genap.
Tanpa memperhatikan desain dari sistem transmisi maka, maka akan terdapat error
yang menghasilkan perubahan terhapat satu atau lebih dari bit didalam frame yang
ditransmisikan. Beberapa kemungkinan adanya error pada pengiriman frame meliputi :
Pb = propabilitas error bit tunggal, biasanya disebut bit-error-rate
P1 = probabilitas frame yang diterima tanpa adanya error
P2 = probabilitas frame yang diterima dengan error tidak terdeteksi
P3 = probabilitas frame yang diterima dengan error terdeteksi
Jika tidak ada suatu alat yang dapat dipergunakan untuk mendeteksi error, maka
probabilitas error yang terderteksi (P3) sama dengan 0, Untuk mempercepat
menetapkan probabilitas, diasumsikan bahwa probabilitas nenerapa bit yang mengalami
error (Pb) adalah tetap, dan tidak tergantung masing-masing bit., sehingga didapatkan
hubungan :
antara dua mesin yang berdekatan, yaitu dua mesin yang secara fisik terhubung oleh
sebuah saluran komunikasi yang secara konseptual bekerja seperti halnya kabel. Sifat
penting sebuah saluran yang membuatnya menyerupai kabel adalah bit-bit diteruskan
dalam urutan yang sama dengan sewaktu bit-bit itu dikirimkan.Rangkaian komunikasi sering membuat kesalahan, memiliki laju data yang terbatas, dan terdapat delay propagasi yang tidak nol antara saat bit dikirimkan dengan saat bit diterima. Keterbatasn ini mempunyai implikasi penting bagi efisiensi pemindahan data.
5.1. MASALAH-MASALAH RANCANGAN DATA LINK LAYER
Data link layer memiliki beberapa fungsi spesifik. Fungsi-fungsi ini meliputi
penyediaan interface layanan-layanan baik bagi network layer, penentuan cara
pengelompokan bit dari physical layer ke dalam frame, hal-hal yang berkaitan dengan
error transmisi, dan pengaturan aliran frame sehingga receiver yang lambat tidak akan
terbanjiri oleh pengirim yang cepat.
5.2. LAYANAN YANG DISEDIAKAN BAGI NETWORK LAYER
Fungsi data link layer adalah menyediakan layanan bagi network layer. layanannya
yang penting adalah pemindahan data dari network layer di mesin sumber ke network
layer di mesin yang dituju. Tugas data link adalah mentransmisikan bit-bit ke mesin yang
dituju, sehingga bit-bit tersebut dapat diserahkan ke network layer.
Tiga layanan dari Data Link Layer :
1. Layanan Unacknowledged Connec-tion Less
2. Layanan Acknowledged Connection-Less
3. Layanan Acknowledged Connection-Oriented
1. Layanan Unacknowledged Connectionless
Yaitu dimana mesin sumber mengirimkan sejumlah frame ke mesin yang dituju
dengan tidak memberikan acknowledgment bagi diterimanya frame-frame tersebut.
Tidak ada koneksi yang dibuat baik sebelum atau sesudah dikirimkannya frame. Bila
sebuah frame hilang sehubungan dengan adanya noise, maka tidak ada usaha untuk
memperbaiki masalah tersebu di data link layer. Jenis layanan ini cocok bila laju error
sangat rendah, sehingga recovery bisa dilakukan oleh layer yang lebih tinggi. Layanan
ini sesuai untuk lalu lintas real time, seperti percakapan, dimana data yang terlambat
dianggap lebih buruk dibanding data yang buruk. Sebagian besar LAN menggunakan
layanan unacknowledgment connectionless pada data link layer.
2. Layanan Acknowledged Connectionless
Layanan inipun tidak menggunakan koneksi, akan tetapi setiap frame dikirimkan
secara independent dan secara acknowledgment. Dalam hal ini, si pengirim akan
mengetahui apakah frame yang dikirimkan ke mesin tujuan telah diterima dengan baik
atau tidak. Bila ternyata belum tiba pada interval waktu yang telah ditentukan, maka
frame akan dikirimkan kembali, mungkin saja hilangnya acknowledgment akan menyebabkan sebuah frame perlu dikirimkan beberapa kali dan akan diterima beberapa kali juga. Layanan ini akan bermanfaat untuk saluran unreliablem, seperti sistem tanpa kabel.
3. Layanan Acknowledged Connection Oriented
Dengan layanan ini, mesin sumber dan tujuan membuat koneksi sebelum
memindahkan datanya. Setiap frame yang dikirim tentu saja diterima. Selain itu, layanan
ini menjamin bahwa setiap frame yang diterima benar-benar hanya sekali dan semua
frame diterima dalam urutan yang benar.Layanan ini juga menyediakan proses-proses
network layer dengan ekivalen aliran bit reliabel.Pada layanan connection-oriented
dipakai, pemindahan data mengalami tiga fase (tahap). Fase I koneksi ditentukan
dengan membuat kedua mesin menginisialisasi variabel-variabel dan counter yang
diperlukan untuk mengawasi frame yang mana yang telah diterima dan mana yang
belum. Fase II, satu frame atau lebih mulai ditransmisikan. Fase III koneksi dilepaskna,
pembebasan variabel, buffer, dan resource lainnya yang dipakai untuk menjaga
berlangsungnya koneksi.
Karena jarak dan peralatan, pengiriman informasi, dapat mengalami perubahan atau
melemah. Umumnya interferensi listrik. Kesalahan timbul dalam bentuk burst yaitu lebih
dari satu bit terganggu dalam satu satuan waktu.Deteksi error dengan Redundansi,
yaitu data tambahan yang tidak ada hubungannya dengan isi informasi yang dikirimkan,
berupa bit pariti.Berfungsi menunjukkan ada tidaknya kesalahan data. Yaitu dengan
mendeteksi dan mengoreksi kesalahan yang terjadi. Makin banyak redundansi makin
baik deteksi errornya. Akibatnya makin rendah troughput dari data yang berguna.
Troughput adalah perbandingan antara data yang berguna dengan data
keseluruhan. Banyaknya tambahan pada redundansi sampai 100% dari jumlah
bit data.
5.3. Ada dua pendekatan untuk deteksi kesalahan :
1. Forward Error Control
Dimana setiap karakter yang ditransmisikan atau frame berisi informasi tambahan
(redundant) sehingga bila penerima tidak hanya dapat mendeteksi dimana error terjadi,
tetapi juga menjelaskan dimana aliran bit yang diterima error.
2. Feedback (backward) Error Control
Dimana setiap karakter atau frame memilki informasi yang cukup untuk
memperbolehkan penerima mendeteksi bila menemukan kesalahan tetapi tidak
lokasinya. Sebuah transmisi kontro digunakan untuk meminta pengiriman ulang,
menyalin informasi yang dikirimkan.
Feedback error control dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
1. Teknik yang digunakan untuk deteksi kesalahan
2. Kontrol algoritma yang telah disediakan untuk mengontrol transmisi ulang.
Metode Deteksi Kesalahan :
1. Echo
Metode sederhana dengan sistem interaktif .Operator memasukkan data melalui
terminal dan mengirimkan ke komputer. Komputer akan menampilkan kembali ke
terminal, sehingga dapat memeriksa apakah data yang dikirimkan dengan benar.
2. Error Otomatis
Metode dengan tambahan bit pariti. Terdapat 2 cara :
a. Pariti Ganjil (Odd Parity)
Yaitu bit pariti yang ditambahkan supaya banyaknya bit "1" tiap karakter atau data
ganjil.
b. Pariti Genap (Even Parity)
Yaitu bit pariti yang ditambahkan supaya banyaknya bit "1" tiap karakter atau data
genap.
Tanpa memperhatikan desain dari sistem transmisi maka, maka akan terdapat error
yang menghasilkan perubahan terhapat satu atau lebih dari bit didalam frame yang
ditransmisikan. Beberapa kemungkinan adanya error pada pengiriman frame meliputi :
Pb = propabilitas error bit tunggal, biasanya disebut bit-error-rate
P1 = probabilitas frame yang diterima tanpa adanya error
P2 = probabilitas frame yang diterima dengan error tidak terdeteksi
P3 = probabilitas frame yang diterima dengan error terdeteksi
Jika tidak ada suatu alat yang dapat dipergunakan untuk mendeteksi error, maka
probabilitas error yang terderteksi (P3) sama dengan 0, Untuk mempercepat
menetapkan probabilitas, diasumsikan bahwa probabilitas nenerapa bit yang mengalami
error (Pb) adalah tetap, dan tidak tergantung masing-masing bit., sehingga didapatkan
hubungan :
dimana F
adalah jumlah bit per frame.
Probabilitas
frame yang diterima tanpa error akan
berkurang apabila probabilitas dari
error
bit tunggal bertambah. demikian juga
probabilitas frame yang diterima dengan
tanpa
error bit berkurang dengan bertambahnya
panjang frame. maka lebih banyak bit
dengan
probabilitas yang tinggi dari pada yang
terkena error. Tidak ada sistem
telekomunikasi
data yang bebas dari kesalahan transmisi
data, kesalahan ini sering kali
disebabkan
oleh gangguan pada saluran, sistem
switching, radiasi gelombang, crosstalk, dll.
Metode
deteksi kesalahan yang dikenal adalah :
·
Vertical-redundancy-checking
·
Longitudinal-redundancy-checking
·
Cyclic-redundancy-checking
VERTICAL-REDUNDANCY-CHECKING
Metode
ini lebih umum disebut parity-checking
karena menggunakan sistem
pengecekan
paritas dan merupakan sistem untuk mencari
kesalahan data yang paling
sederhana.
Dalam satu byte terdapat satu bit
parity, bit ini nilainya tergantung kepada
ganjil atau
genapnya jumlah bit satu dalam tiap byte. Parity-checking dibagi menjadi dua
yaitu
odd-parity ( paritas ganjil) dan
even-parity (paritas genap). Aturan pada
odd-parity
yaitu jumlah
bit satu dalam setiap byte harus ganjil. Komputer selalu mengecek parity-bit
setiap
karakter yang akan dikirim, bila jumlah bit satu dalam 7 bit pertama adalah
genap,
maka
parity-bit diubah jadi 1, sebaliknya jika
jumlah bit satu dalam 7 bit pertama
adalah
ganjil, maka
parity-bit diubah menjadi 0. Dalam even-parity, jumlah bit satu dalam
setiap
byte
garus genap. Sebagai contoh, didalam
komunikasi data digunakan sistem oddparity,
maka jika huruf A disusun dalam kombinasi
data biner berupa “1000001, dimana
jumlah
bit satu dalam 7 bit pertama adalah
genap, maka parity-bit biubah menjadi 1.
Sedangkan
dalam sistem even-parity jika huruf M
disusun dalam kode biner adalah
“1001101”,
dimana didalam 7 bit pertama jumlah
bit satu adalah genap, maka paritybit
ini diubah
menjadi 0, atau dapat dilihat pada gambar 5.1 dibawah
Sebenarnya
sistem komputer mampu untuk menjalankan
parity-checking ini, maka bila
didalam
saluran terjadi gangguan, maka jumlah bit
satu dalam karakter yang diterima
tidak
sesuai, misalnya tadinya berjumlah ganjil
kemudian berubah menjadi genap.
Tetapi
parity-checking ini masih mempunyai kelemahan,
terutama bila jumlah bit yang
rusak
jumlahnya genap, maka kerusakan ini menjadi
tidak dapat dideteksi. Karakter
yang
mengandung kesalahan 2 atau 5 bit
bila hanya dilihat dari sisi genap
ganjilnya
jumlah bit
satu, maka tidak akan kelihatan kesalahannya.
LONGITUDINAL-REDUNDANCY-CHECKING
Sistem
ini sebenarnya digunakan untuk memperbaiki
kelemahan yang ada pada VRC
(parity-checking).
Pada sistem LRC data dikirim secara
per blok (frame) berisi 8 byte
dan
setiap frame terdapat satu parity-bit,
fungsi dari bit ini sebagai kontrol
seperti pada
parity-checking.
Parity-bit ini memuat 7 parity-bit dari
byte sebelumnya, sedangkan cara
untuk
mengubah nilai ketujuh bit ini yaitu
dengan melihat jumlah bit satu dari
seluruh
byte secara
vertikal atau dapat dilihat pada gambar 5.2 dibawah :
Walaupun
masih memiliki beberapa kelemahan namun sistem
LRC lebih baik dari VRC,
sebab
bila ada kesalahan yang tidak terlihat
oleh parity-bit, maka akan diketahui oleh
parity-byte.
Dalam sistem transmisi data LRC membutuhkan
banyak tambahan bit pada
setiap data
dikirim, misalkan untuk mengirimkan 7 karakter (59 bit) diperlukan tambahan
15 bit
sebagai parity-bit, sehingga sistem LRC ini
tidak banyak dipakai walaupun dapat
bermanfaat.
CYCLIC-REDUNDANCY-CHECKING
Sistem
ini banyak diterapkan dalam komunikasi data
karena prosesnya cukup
sederhana
dan tidak banyak membutuhkan tambahan bit
yang berupa parity-bit. Pada
sistem CRC
data dikirim per frame, dan setiap
frame terdiri dari deretan bit yang
panjang.
Pada akhir blok ditambahkan beberapa
control-bit untuk menjamin kebenaran
data.
Control-bit dibentuk oleh komputer pengirim
berdasarkan perhitungan atas data
yang
dikirim. Setelah data sampai pada komputer
penerima selanjutnya dilakukan
perhitungan
seperti perhitungan pada komputer pengirim.
Hasil perhitungan yang
didapatkan
dibandingkan dengan control-bit, bila sama
berarti data dikirim tanpa
mengalami
kesalahan.
Agar
dapat mengerti lebih mendetail prosedur
pada sistem CRC, maka perlu pula
mengetaui
proses arithmatik modulo 2 serta konsep
untuk menjabarkan deretan bit
sebagai
polinomial aljabar. Proses arithmatika yang
dilakukan pada sistem CRC seperti
sistem
penjumlahan bilangan tetapi tanpa menyisakan
(without-carries) yang dapat
dilakukan
menggunakan gerbang logika exclusive-OR, seperti
terlihat pada tabel
kebenaran berikut
ini :
Tabel
Ekslusive OR
Pada
proses arithmatik modulo 2 ini, hanya
memperbolehkan menghasilkan 0 atau 1
dan
tidak ada hasil negatif, pada proses
pengurangan sama seperti proses
penjumlahan.
Selanjutnya bit-bit dari kode biner dapat
diinterprestasikan sebagai
polinomial
koefisien. Sebagai contoh deretan biner 110101 menjadi :
Dengan
catatan bahwa untuk kode dengan n-bit
maka pangkat tertinggi dari polinomial
tersebut
adalah n-1. Untuk melakukan proses
perhitungan CRC diassumsikan memiliki
sebuah
pesan M(x) yang berisi deretan bit
yang akan ditransmisikan, pesan tersebut
berupa
deretan bit 110101, sehingga M(x) = (1)x
5
+ (1)x
5
+ (0)x
3
+ (1)x
2
+ (0)x1 +
(1)x
0
.
Selanjutnya
ditentukan panjang kode error-checking G(x) yang akan dipergunakan
pada
protokol, misalkan kode CRC ditentukan sebagai c-bits. Sebagai contoh c = 3,
berarti
dihasilkan polinomial G(x) = x
3
+ 1.
Kemudian M(x) dikalikan dengan x
c
menjadi :
Secara
analogi, hal ini sama saja dengan
menggeser urutan bit pesan G(x) ke
kiri
sepanjang
c-bits, yang menghasilkan urutan biner
110101000. Kemudian membagi x
3
M(x) dengan
G(x) menggunakan arithmatika modulo 2, dimana akan
mengasilkan
hasil bagi/quotient Q(x) dan sisa pembagian/remainder R(x).
No comments:
Post a Comment