Pernah satu waktu Saya ke toko komputer
buat beli switch, tapi sama penjualnya disodorkan hub. Saya bilang switch bukan
hub, penjualnya bilang sama saja karena bentuknya sama.
Tentu saja Saya maklum karena memang penjaga toko komputer tidak belajar jaringan, jadi tidak paham kalau hub itu perangkat jaringan layer 1 dan switch perangkat layer 2. Tapi, Saya juga pernah menemui beberapa orang yang belajar jaringan komputer tapi kurang memahami dasar jaringan.
Tentu saja Saya maklum karena memang penjaga toko komputer tidak belajar jaringan, jadi tidak paham kalau hub itu perangkat jaringan layer 1 dan switch perangkat layer 2. Tapi, Saya juga pernah menemui beberapa orang yang belajar jaringan komputer tapi kurang memahami dasar jaringan.
Buat mereka yang mau jadi praktisi
jaringan atau bahasa kerennya network engineer tentu saja harus paham dasar
jaringan. Bagaimana perangkat-perangkat jaringan itu dihubungkan, bagaimana
cara kerjanya, dan seterusnya.
Kalau belajar jaringan komputer, yang
paling pertama harus dipahami adalah OSI Model. OSI (Open Systems
Interconnections) model adalah pembagian segmen-segmen jaringan, ada 7 lapis
atau layer dalam satu jaringan menurut OSI.
Jadi kalau diumpamakan jaringan itu seperti institusi, ada departemen-departemen tertentu yang tugasnya beda-beda tapi saling berhubungan. Begitu juga jaringan, layer-layer itu tugasnya juga beda-beda.
Jadi kalau diumpamakan jaringan itu seperti institusi, ada departemen-departemen tertentu yang tugasnya beda-beda tapi saling berhubungan. Begitu juga jaringan, layer-layer itu tugasnya juga beda-beda.
Saya waktu pertama kali mempelajari
jaringan, konsep 7 layer ini buat Saya waktu itu terasa asing. Saya
menghabiskan berhari-hari untuk membaca tentang ini, dan akhirnya tidak bisa
paham juga. Akhirnya, ada titik terang waktu Saya langsung berpraktek membuat
jaringan dan dari sini konsep layer jaringan mulai Saya pahami.
Seperti disebutkan, OSI membagi jaringan
kedalam 7 lapisan atau 7 layer. Dan karena konteks tulisan ini jaringan
komputer, maka kita akan batasi saja dari layer 1 sampai layer 3. Layer 4
sampai 7 tidak akan dibahas karena tidak begitu berkaitan dengan jaringan.
Pengenalan
layer OSI 1, 2, dan 3
Pada tulisan ini, Saya akan coba
jelaskan masing-masing layer dari layer 1 sampai layer 3 termasuk fungsi serta
contoh protokol yang berjalan di masing-masing layer.
Masing-masing layer OSI mempunyai nama:
Masing-masing layer OSI mempunyai nama:
·
Layer 1 : Physical layer atau lapisan fisik jaringan.
·
Layer 2 : Data link layer atau lapisan link jaringan.
·
Layer 3 : Network layer.
Untuk memberi gambaran apa dan bagaimana
layer-layer itu, Saya analogikan layer-layer di atas ke proses pengiriman paket
barang. Misalnya, Saya mau kirim paket dari kota Balikpapan ke Papua. Proses
bagaimana cara supaya paket tersebut bisa sampai itu sama seperti proses
routing di jaringan komputer. Saya bisa pakai jasa kurir, kemudian paket Saya
itu dibawa ke bandara pakai mobil, kemudian diterbangkan yang mungkin saja ada
transit di kota Makassar, dan seterusnya sampai akhirnya paket tersebut
diterima di Papua.
Dari analogi diatas, Saya umpamakan
layer 1 adalah jalan. Jalan ini bentuknya bisa darat, laut atau udara.
Layer 2 adalah kendaraan. Kendaraan bisa mobil, pesawat, sepeda motor, atau kapal.
Sedangkan layer 3 adalah jasa kurir paket itu. Dan dalam jaringan, paket yang dikirim itu disebut payload.
Layer 2 adalah kendaraan. Kendaraan bisa mobil, pesawat, sepeda motor, atau kapal.
Sedangkan layer 3 adalah jasa kurir paket itu. Dan dalam jaringan, paket yang dikirim itu disebut payload.
Kembali ke OSI, layer 1 itu dinamakan
layer fisik, atau bagaimana jaringan bisa terhubung secara fisik. Fisik
jaringan bisa berupa kabel tembaga, seperti kabel telepon atau kabel UTP, bisa
juga pakai wireless tanpa kabel, atau bisa juga dengan kabel fiber optic yang
menggunakan cahaya.
Layer 2, atau layer data link adalah
bagaimana jaringan terhubung melalui data link. Di layer ini ada
perangkat-perangkat yang terhubung secara link, perangkat layer 2 contohnya
switch dan bridge. Perangkat di layer 2 ini masing-masing punya identitas yang
disebut MAC address.
Layer 3, atau layer network.
Perangkat-perangkat jaringan yang termasuk di layer ini seperti router, PC,
laptop, server, smartphone dan sebagainya. Perangkat di layer ini masing-masing
juga punya identitas yang unik yang namanya IP address atau alamat IP.
Coba kita lihat gambar di bawah
Gambar di atas itu cuma satu jaringan
sederhana, bagaimana HOST A bisa berkomunikasi dengan HOST B.
HOST A, HOST B, dan ROUTER X adalah perangkat layer 3. Sedangkan SWITCH 1 dan SWITCH 2 ada di layer 2. Masing-masing garis berwarna merepresentasikan layer. Layer 1 dengan garis hitam, layer 2 dengan garis merah dan layer 3 dengan garis biru. Seperti terlihat, biarpun jaringan di gambar satu tapi kalau dilihat dari masing-masing layer ternyata ada banyak jaringan. Ada empat jaringan layer 1, dua jaringan layer 2 dan satu jaringan layer 3.
HOST A, HOST B, dan ROUTER X adalah perangkat layer 3. Sedangkan SWITCH 1 dan SWITCH 2 ada di layer 2. Masing-masing garis berwarna merepresentasikan layer. Layer 1 dengan garis hitam, layer 2 dengan garis merah dan layer 3 dengan garis biru. Seperti terlihat, biarpun jaringan di gambar satu tapi kalau dilihat dari masing-masing layer ternyata ada banyak jaringan. Ada empat jaringan layer 1, dua jaringan layer 2 dan satu jaringan layer 3.
Empat jaringan layer 1 tersebut adalah:
1. HOST A ke SWITCH 1
2. SWITCH 1 ke ROUTER X
3. ROUTER X ke SWITCH 2
4. SWITCH 2 ke HOST B
Dua jaringan layer 2:
1. HOST A ke SWITCH 1 ke ROUTER X
2. ROUTER X ke SWITCH 2 ke HOST B
Satu jaringan layer 3:
1. HOST A ke ROUTER X ke HOST B
Penting untuk diingat, setiap perangkat
di layer tertentu harus mempunyai jaringan layer dibawahnya tapi tidak
sebaliknya. Misalnya, perangkat layer 3 harus punya jaringan layer 2 dan
jaringan layer 1, tapi perangkat layer 2 tidak harus punya jaringan layer 3.
Ingat lagi analogi pengiriman paket di atas, kendaraan yang ada di layer dua harus punya jaringan layer 1 atau ada jalannya tapi tidak sebaliknya. Kurir butuh kendaraan, dan kendaraan perlu jalan. Tapi sebaliknya tidak, jalanan tidak perlu ada mobilnya, dan mobil tidak butuh kurir.
Ingat lagi analogi pengiriman paket di atas, kendaraan yang ada di layer dua harus punya jaringan layer 1 atau ada jalannya tapi tidak sebaliknya. Kurir butuh kendaraan, dan kendaraan perlu jalan. Tapi sebaliknya tidak, jalanan tidak perlu ada mobilnya, dan mobil tidak butuh kurir.
Kemudian setiap jaringan cuma aware
jaringan yang berada satu layer dan tidak peduli jaringan dibawahnya. Dalam
contoh gambar, HOST A, HOST B dan ROUTER X yang ada di layer 3 tidak akan
melihat jaringan layer 2 dan layer 1. Jadi biarpun SWITCH 1 dan SWITCH 2 di
layer 2 diganti dengan perangkat bridge, perangkat layer 3 tidak akan tahu atau
mempermasalahkannya.
Begitu juga layer 2, tidak akan mempermasalahkan media transmisi di layer 1, apakah itu terhubung lewat kabel optik, kabel tembaga atau wireless.
Begitu juga layer 2, tidak akan mempermasalahkan media transmisi di layer 1, apakah itu terhubung lewat kabel optik, kabel tembaga atau wireless.
Di masing-masing layer jaringan, ada
beberapa protokol yang bisa berjalan di layer tersebut, dan dalam artikel ini
kita akan pakai contoh yang umum dipakai. Kita hanya akan ambil contoh di layer
2 dan 3, sedangkan layer 1 atau layer fisik tidak karena layer 1 tidak ada
protokol jaringan, layer 1 itu fisika sekali.
Di layer 2, protokol yang umum dipakai di jaringan sekarang adalah protokol Ethernet sedangkan di layer 3 yang umum adalah protokol IP. Nanti kita bahas protokol-protokol ini.
Di layer 2, protokol yang umum dipakai di jaringan sekarang adalah protokol Ethernet sedangkan di layer 3 yang umum adalah protokol IP. Nanti kita bahas protokol-protokol ini.
Sedikit tentang IP (Internet Protocol),
ketika disebut IP maka kebanyakan dari kita berpikir ip address semisal
192.168.1.1. Ini kesalahan yang membingungkan, yang dimaksud dengan IP adalah
protokol Internet, sedangkan 192.168.1.1 disebut alamat IP atau IP address,
hanya saja kebanyakan orang menyebutnya dengan IP saja dan menyebabkan
kebingungan buat yang tidak paham.
Kalau misalnya IP adalah perumahan, maka alamat IP adalah alamat rumah, sesuatu yang berbeda. Dan supaya tidak tambah bingung, di artikel ini dibedakan antara IP dan IP address.
Kalau misalnya IP adalah perumahan, maka alamat IP adalah alamat rumah, sesuatu yang berbeda. Dan supaya tidak tambah bingung, di artikel ini dibedakan antara IP dan IP address.
Protokol
Ethernet dan Protokol IP
Kita bahas dari layer 1 dulu. Di layer 1
atau layer fisik, media transmisi jaringan bisa berupa kabel entah itu kabel
tembaga atau kabel fiber optic, atau bisa juga wireless.
Cara kerjanya, kalau kita ingat atau
pernah belajar sandi Morse, kurang lebih seperti itu. Jadi data atau dalam
Morse berupa huruf dikodekan ke dalam signal-signal. Di kabel tembaga, signal
ini dikodekan ke dalam aliran listrik. Di kabel optik, data atau paket atau
payload itu akan dikodekan dengan signal menggunakan gelombang cahaya.
Sedangkan di wireless, signal dikodekan menggunakan gelombang elektromagnetik
yang ada di rentang frekuensi radio, yang umum ada di frekuensi radio 2,4 GHz
dan 5,8 GHz.
Kemudian perangkat layer 1 yang menerima signal-signal kode tersebut akan menerjemahkan kode yang diterima untuk kemudian diteruskan ke layer diatasnya yaitu layer 2.
Kemudian perangkat layer 1 yang menerima signal-signal kode tersebut akan menerjemahkan kode yang diterima untuk kemudian diteruskan ke layer diatasnya yaitu layer 2.
Di layer 2, ada protokol Ethernet. Di
protokol ini, paket Ethernet mempunyai alamat asal dan alamat tujuan. Alamat
tersebut disebut alamat MAC (Media Access Control) atau MAC Address. Format
alamat MAC adalah 48 bit bilangan heksadesimal. Contohnya 80:c1:6e:59:2e:43,
ini alamat MAC laptop Saya. Seperti dijelaskan sebelumnya, setiap perangkat
layer 2 punya MAC Address yang unik.
Ambil contoh dalam perangkat switch
dengan 8 buah port, alamat-alamat MAC yang bertetangga dengan switch tersebut
dan yang berada dalam satu jaringan layer 2 disimpan di tabel yang disebut FDB
(forwarding database) dan dari database ini bisa diketahui alamat MAC A
terhubung di port 1 misalnya. Jadi waktu ada paket datang ke switch itu, dan
tujuan alamat MAC A maka paket tersebut akan dikirimkan melalui port 1, bukan
port yang lain.
Di layer 3, ada protokol IP. Ini adalah
protokol yang kita gunakan saat ini untuk berkomunikasi dengan jaringan seluruh
dunia. Di protokol IP, juga ada alamat asal dan tujuan yang disebut alamat IP,
192.168.1.1 contohnya.
Misalnya untuk mengakses Youtube yang ada di server Google, paket yang kita kirimkan akan melewati banyak perangkat layer 3 berupa router. Router-router ini tidak melihat alamat asal, hanya alamat IP tujuan yang dilihat. Paket yang kita kirim ke Google terlebih dulu akan dikirim ke router Telkom kalau berlangganan Telkom. Kemudian dari Telkom dikirim lagi ke router Telin, begitu seterusnya sampai diterima di alamat IP tujuan terakhir yaitu server Google.
Misalnya untuk mengakses Youtube yang ada di server Google, paket yang kita kirimkan akan melewati banyak perangkat layer 3 berupa router. Router-router ini tidak melihat alamat asal, hanya alamat IP tujuan yang dilihat. Paket yang kita kirim ke Google terlebih dulu akan dikirim ke router Telkom kalau berlangganan Telkom. Kemudian dari Telkom dikirim lagi ke router Telin, begitu seterusnya sampai diterima di alamat IP tujuan terakhir yaitu server Google.
Kemudian yang perlu diingat juga, paket
Ethernet hanya bisa berada di layer 2. Karena itu paket Ethernet tidak bisa
melewati sebuah router karena router itu perangkat layer 3.
Perhatikan gambar dibawah:
Gambar di atas itu adalah gambar
jaringan Ethernet di layer 2. Dengan jaringan seperti itu, BRIDGE 1 bisa
berkomunikasi dengan BRIDGE 2 lewat protokol Ethernet.
Sekarang, bagaimana kalau di jaringan
itu ditempatkan router di tengahnya.
Dengan adanya router, karena router itu
perangkat layer 3, maka jaringan Ethernet terputus dan terbagi jadi dua
jaringan Ethernet. Kalau seperti ini, BRIDGE 1 tidak lagi bisa berkomunikasi
dengan BRIDGE 2 karena sudah beda jaringan.
Sampai di sini mungkin timbul pertanyaan,
kenapa harus ada jaringan Ethernet dan jaringan IP? bukankah cara kerja dua
jaringan itu hampir sama? dan kenapa kita tidak pakai salah satu jaringan saja?
Baik, kita akan coba bahas itu.
Baik, kita akan coba bahas itu.
Perbedaan jaringan Ethernet dan jaringan
IP, jaringan Ethernet lebih simple dibanding IP. Karena simple-nya itu dan
karena Ethernet ada di layer 2, jaringan Ethernet lebih cepat dibanding
jaringan IP di layer 3.
Tapi, juga karena simple-nya Ethernet itu, jaringan jadi susah diatur dibandingkan IP. Mengatur jalur rute paket Ethernet lebih sulit, mengatur keamanan jaringan Ethernet juga lebih sulit dibanding jaringan IP. Intinya, jaringan Ethernet itu rawan error dan mencari sumber masalah di jaringan Ethernet jauh lebih sulit dari jaringan IP.
Tapi, juga karena simple-nya Ethernet itu, jaringan jadi susah diatur dibandingkan IP. Mengatur jalur rute paket Ethernet lebih sulit, mengatur keamanan jaringan Ethernet juga lebih sulit dibanding jaringan IP. Intinya, jaringan Ethernet itu rawan error dan mencari sumber masalah di jaringan Ethernet jauh lebih sulit dari jaringan IP.
Saya pernah menangani jaringan wireless,
hanya sekitar 20 perangkat jaringan yang terkoneksi lewat jaringan Ethernet.
Waktu itu salah satu perangkat radio bermasalah dan menyebabkan broadcast
storm, satu jaringan itu jadi down karena ini. Mencari sumber masalahnya pun
perlu waktu lama.
Bisa dibayangkan, dari sekitar 20 perangkat yang saling terhubung, satu saja yang bermasalah dan satu jaringan bisa mati karena itu. Bagaimana kalau ada ratusan bahkan ribuan perangkat yang terkoneksi lewat jaringan Ethernet?
Bisa dibayangkan, dari sekitar 20 perangkat yang saling terhubung, satu saja yang bermasalah dan satu jaringan bisa mati karena itu. Bagaimana kalau ada ratusan bahkan ribuan perangkat yang terkoneksi lewat jaringan Ethernet?
Di sisi lain, jaringan IP memang sedikit
lebih lambat dibanding Ethernet tapi menawarkan fitur yang tidak ada di
Ethernet. Dari segi manajemen, monitoring, dan troubleshooting, jaringan IP
lebih mudah. Karena itu, saat ini protokol Internet yang kita pakai dan dipakai
di seluruh dunia pakai protokol IP karena IP lebih cocok untuk jaringan yang
besar.
Lalu apakah jaringan IP bebas masalah?
jawabannya tidak. Kalau Anda pernah ingat di bulan November tahun 2012, layanan
Google sempat tidak bisa diakses oleh sebagian besar pengguna Internet di dunia
selama kurang lebih setengah jam. Dan setelah ditelusuri, penyebabnya karena
kesalahan konfigurasi router dari ISP Moratelindo di Indonesia, baca
beritanya di sini
Sebenarnya, dengan memakai protokol IP
maka secara otomatis jaringan juga memakai jaringan Ethernet. Hanya saja,
jaringan Ethernet tersebut dipotong-potong menjadi jaringan kecil dan banyak
sehingga gampang diatur. Setiap layer tertentu memerlukan layer di bawahnya,
ingat?
Lihat kembali gambar terakhir dimana kita tempatkan router di tengah-tengah jaringan Ethernet, dan jaringan Ethernet itu terbagi jadi dua. Dengan begitu, ketika ada problem di jaringan Ethernet yang satu, maka jaringan Ethernet yang kedua tidak terpengaruh.
Lihat kembali gambar terakhir dimana kita tempatkan router di tengah-tengah jaringan Ethernet, dan jaringan Ethernet itu terbagi jadi dua. Dengan begitu, ketika ada problem di jaringan Ethernet yang satu, maka jaringan Ethernet yang kedua tidak terpengaruh.
Proses Routing
paket IP
Mari sekali lagi lihat gambar jaringan
IP yang pertama. Misal HOST A mau kirim data ke HOST B, maka prosesnya seperti
di bawah:
HOST A
1. Encapsulation. Pertama, data yang akan dikirim
terlebih dulu harus dibungkus ke paket yang disebut paket IP. Proses ini
namanya encapsulation.
2. Routing table lookup. Setelah jadi paket IP, dicari tahu
bagaimana caranya paket IP tersebut bisa sampai ke HOST B, atau mencari jalur
rute yang harus dilewati, proses ini disebut routing table lookup. Dari proses
ini bisa diketahui bahwa untuk mengirim paket ke HOST B, terlebih dulu paket IP
harus dikirim ke ROUTER X.
3. Address resolution. Setelah diketahui bahwa paket harus
dikirim ke ROUTER X, tugas selanjutnya mencari tahu alamat MAC ROUTER X. Proses
ini disebut Address Resolution, Protokolnya disebut ARP (Address Resolution
Protocol). Proses address resolution berjalan di layer 2.
4. Encapsulation. Paket IP yang akan dikirim ke alamat
MAC ROUTER X itu dibungkus lagi kedalam paket Ethernet. Berbeda dengan
encapsulation yang pertama yang membungkus data ke paket IP, encapsulation yang
kedua membungkus paket IP ke paket Ethernet dan ditujukan ke alamat MAC ROUTER
X.
5. Setelah diketahui alamat MAC ROUTER X,
selanjutnya dicari tahu bagaimana cara mengirim paket Ethernet ke alamat MAC
ROUTER X. Dari sini diketahui kalau mau kirim paket Ethernet ke ROUTER X, paket
Ethernet itu harus dikirim melalui kabel.
6. Data Transmission. Ini adalah proses pengiriman data dan
proses ini ada di layer 1. Paket akan dikodekan ke signal-signal listrik
melalui kabel yang terhubung ke SWITCH 1.
SWITCH 1
1. Di layer 1, signal diterima dan
diterjemahkan ke paket Ethernet untuk kemudian diteruskan ke layer diatasnya,
yaitu layer 2.
2. Di layer 2, protokol Ethernet akan
melihat kemana alamat tujuan paket Ethernet itu. Karena alamat tujuan adalah
MAC address ROUTER X, maka paket dikembalikan ke layer 1 untuk dikirim ke
ROUTER X.
3. Di layer 1, paket dikirim dengan signal
listrik lewat kabel yang terhubung ke ROUTER X.
4. Langkah-langkah dari 1 sampai 3 disebut
switching.
ROUTER X
1. Di layer 1, signal diterima,
diterjemahkan ke paket Ethernet dan diteruskan ke layer 2.
2. Di layer 2, paket Ethernet diperiksa
tujuannya. Karena alamat MAC tujuan untuk ROUTER X sendiri, maka paket Ethernet
tidak diteruskan tapi dibuka. Setelah dibuka, dan karena isinya adalah paket
IP, maka paket IP ini kemudian diteruskan ke layer 3.
3. Di layer 3, paket IP akan dilihat alamat
IP tujuannya dan ternyata tujuan paket IP itu bukan ke ROUTER X, tapi ke HOST
B.
4. Routing table lookup, mencari rute ke HOST B.
5. Di layer 2, address resolution,
mencari alamat MAC HOST B.
6. Encapsulation. Paket ip kembali dibungkus ke paket
ethernet, ditujukan ke alamat MAC HOST B.
7. Di layer 1, Transmit. Data
dikirim dengan signal-signal lewat kabel yang terhubung ke SWITCH 2.
SWITCH 2
1. Layer 1, menerima signal dan
menerjemahkan signal ke paket Ethernet, dan meneruskannya ke layer 2.
2. Di layer 2, paket Ethernet dilihat
kemana tujuannya. Tujuan paket ke HOST B, maka dikembalikan ke layer 1.
3. Di layer 1, paket di-transmit atau
dikirim ke HOST B dengan signal lewat kabel.
HOST B
1. Layer 1 di HOST B menerima signal,
menerjemahkan kode signal tersebut ke paket Ethernet dan meneruskan paket
tersebut ke layer 2.
2. Di layer 2, protokol Ethernet melihat
kemana tujuan paket itu.
3. Karena alamat MAC tujuan adalah HOST B
sendiri maka paket Ethernet dibuka dan kembali menjadi paket IP. Paket IP ini
diteruskan ke layer 3.
4. Di layer 3, protokol IP melihat alamat
IP tujuan. Karena alamat IP tujuan adalah HOST B sendiri, maka paket dibuka dan
diteruskan ke layer di atasnya yaitu layer 4.
Sampai sini paket IP sudah diterima di
HOST B, tinggal diproses di layer diatasnya. Tapi karena tulisan ini hanya
membatasi sampai layer 3, maka layer diatasnya itu tidak dibahas. Kalau Anda
tertarik dengan layer 4, silahkan cari tahu tentang protokol TCP dan protokol
UDP.
Begitulah kira-kira proses routing,
bagaimana paket IP yang berasal dari HOST A bisa sampai ke HOST B. Proses yang
panjang sebenarnya, tapi ternyata semua proses itu memakan waktu hanya sekian
mili detik.
Saya harap tulisan ini bisa memberikan
pengetahuan dasar bagaimana jaringan komputer itu dibangun. Dan setelah
memahami konsep dasar ini, maka pembelajaran jaringan berikutnya seperti
switching, bridging, atau routing bisa lebih mudah dimengerti.
Dan terakhir kalau artikel ini dirasa
berguna, silahkan di-share ke mereka yang sedang belajar dasar jaringan.
No comments:
Post a Comment